DARI MONYET HINGGA LEMBU
Kali ini, muncul analogi politik lain yang kasar/tidak sopan, yaitu membandingkan pemimpin perempuan dengan "Lembu Betina". Sebelumnya, "monyet" digunakan untuk menggambarkan politisi tertentu.
Ada yang mencoba membela diri dengan berkata, "Al-Quran saja pakai analogi hewan, kenapa tidak?" Jawabannya sederhana, analogi dalam Al-Quran bukan alasan untuk mengkritik orang.
Memang benar bahwa Al-Quran menggunakan berbagai analogi binatang, namun dengan hikmah dan berdasarkan sifat, bukan nama.
Keledai menggambarkan orang jahil yang membawa ilmu pengetahuan tanpa memahaminya (QS. al-Jumu'ah:5).
Anjing melambangkan keserakahan dan ketidakpuasaan (Surah al-A'raf:176).
Babi merupakan simbol kenajisan dan pengkhianatan dalam konteks tertentu. Semut merupakan simbol kerja sama dan efisiensi (Surah an-Naml).
Burung elang adalah simbol kebijaksanaan dan keberanian. Unta adalah simbol berkah dan tanda kekuasaan Allah (QS. al-Syu'ara': 155).
Setiap analogi dalam Al-Quran disertai dengan pelajaran moral dan refleksi, bukan ejekan terhadap individu tertentu.
Sekalipun seseorang berbuat dosa, Islam melarang memfitnah mereka dengan cara yang jahat.
Layanan Pelanggan سِبَابُ المُسْسلِمِ
“Mencela seorang Muslim adalah kefasikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk menyamakan lawan politik dengan sapi, monyet, atau babi, terutama dalam konteks menghina mereka secara terbuka dan sengaja.
Analogi yang keluar dari lidah Al-Qur'an adalah wahyu yang penuh hikmah dan keadilan. Analogi yang keluar dari lidah manusia yang penuh emosi dan ketidaktahuan, hanya akan menghasilkan kontroversi, fitnah, dan kebingungan publik.
dan lebih buruk lagi mengejek tanpa pengetahuan.
Bilamana para pemimpin politik mengatasnamakan Islam secara gegabah menggunakan analogi binatang terhadap sesama manusia, maka itu merupakan tanda runtuhnya adab dan etika Islam dalam berpolitik.
Kesimpulan
Analogi Al-Qur'an hadir dengan ilmu dan kebijaksanaan. Analogi manusia seringkali lahir dari kebencian dan ketidaktahuan. Langit dan bumi berbeda. Jika Anda sungguh-sungguh ingin meniru Al-Qur'an, tirulah akhlaknya, bukan hanya perumpamaannya.